Salim maula Abi Hudzaifah radhiyallahu 'anhu terhitung sebagai sahabat dari golongan muhajirin, sebab beliau adalah maula dari Abi Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang kemudian dinikahkan dengan keponakan Abu Hudzaifah yang bernama Fathimah bintu Walid bin Utbah Al Qurasy. Di samping itu, beliau juga terhitung sebagai sahabat dari kalangan Anshar TEROPONGBULUSARAUNG COM, PANGKEP - Tabligh Akbar Ahlusunnah Waljamaah Sulselbar ke-XI berlangsung marak di Mesjid Agung Pangkajene Kabupaten Pangkep Jamaah Tabligh didirikan oleh syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi, Dyupandi, al-Jisyti, Kandahlawi (1303-1364 H). Syeikh Ilyas dilahirkan di Kandahlah sebuah desa di Saharnapur, India. Ilyas sebelumnya seorang pimpinan militer Pakistan yang belajar ilmu agama, menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi Wanitayang memerah susu binatang dengan menbaca Bismillah maka akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. Wanita yang menumbuk tepung dengan membaca Bismillah maka Allah akan memberkati rizkinya. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir dapat pahala seperti menyapu lantai Baitullah. . Inilah kesesatan jamaah tabligh, kalimat rahasia jamaah tabligh dalam berdakwah, antara kenyataan dan pengakuan. "KALIMAT RAHASIA JAMA’AH TABLIGH" Inilah Kesesatan Jamaah Tabligh 1 - Sudah ma’lum bahwa jama’ah tabligh disingkat JT memiliki 6 dasar atau rukun dakwah, yang di atas 6 rukun inilah para pengikut JT dibai’at dan diatas rukun inilah dilaksanakan dakwah JT, barangsiapa yang keluar dari 6 rukun ini maka dia dianggap keluar dari JT. Enam rukun itu adalah Kalimat thayyibah, yaitu Laa ilaha illallah, Muhammadarrasulullah. Menegakkan shalat Menuntut ilmu dan dzikir Memulyakan kaum muslimin Ikhlas Keluar di jalan Allah Khuruj fi sabilillah Pembahasan 6 rukun JT ini bisa dibaca di dalam buku saya “Menguak Kesesatan Jama’ah Tabligh" MKJT dari halaman 13-43. Didalam mendakwahkan 6 rukun ini, JT memiliki jurus kalimat rahasia sehingga dengan jurus ini mereka mampu menjerumuskan banyak manusia ke dalam kesesatan JT. Apa kalimat rahasia itu? Kalimat rahasia itu adalah “SEGALA SESUATU YANG MENYEBABKAN MANUSIA LARI, YANG MENYEBABKAN MANUSIA BERPECAH BELAH, ATAU BERSELISIH DI ANTARA DUA ORANG, MAKA HARUS DITINGGALKAN KARENA MERUPAKAN PENGHALANG DAKWAH JT, PEMUTUS DAKWAH JT, PENGHANCUR DAKWAH JT.” Maka dengan prinsip inilah dakwah JT bisa berkembang pesat di seluruh dunia melalui bid’ah khuruj model JT. Contoh pelaksanaan kalimat rahasia JT dapat kita lihat ketika para da’i JT sedang berdakwah, padahal mereka belum waktunya berdakwah. Maka setiap da’i JT dibekali supaya memegangi kalimat rahasia ini. Ketika orang JT mau membahas rukun pertama dari rukun 6 rukun JT, mereka juga harus menerapkan 6 jurus ini. Sudah maklum di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa kalimat tauhid, yaitu kalimat Laa ilaaha illaallah itu mengandung tiga macam tauhid, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma’ was Sifat. Apabila da’i Ahlussunnah membahas kalimat tauhid ini maka mereka membahas dan menyampaikan semua tiga macam tauhid tadi, sehingga jelas dihadapan kaum muslimin siapa ahli tauhid yang sebenarnya dan siapa ahli syirik yang sebenarnya. Hal ini sangat berbeda dengan kelompok JT ketika membahas hanya kepada tauhid Rububiyyah saja, karena ini relatif aman dari munculnya perselisihan dan perpecahan. Sedangkan pembahasan Tauhid Uluhiyyah, maka ini tidak boleh dibahas karena di sana ada Salafy yang sangat anti pada kesyirikan. Salafy yang tidak membolehkan untuk mengadakan Syaddurihal perjalanan safar/bepergian ke kuburan, tidak boleh thawwaf di kuburan, tidak boleh bertawassul dan istighatsah kepada orang sholih yang sudah mati, sementara selain Salafy mereka membolehkan. Maka JT tidak berani membahas Tauhid Uluhiyyah ini karena menyebabkan perselisihan dan perpecahan. JT juga tidak berani membahas tauhid yang ketiga, yaitu Tauhid Asma’ was Sifat karena di sana ada sekian golongan atau kelompok yang berbeda yang tidak bisa dipertemukan, ada kelompok Asy’ariyah, ada kelompok Maturidiyah, ada kelompok Jahmiyah, ada kelompok Hululiyyah ajaran Phanteisme, menyatunya Allah dengan makhluk atau Wihdatul Wujud -dalam bahasa Jawa- dikenal dengan ungkapan Manunggaling Kawulo lan Gusti. Belum lagi disana ada kelompok Salafy yang menentang semua kelompok diatas sehingga JT tidak berani mambahas masalah tauhid ini karena akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Demikian juga ketika JT mau mambahas rukun lainnya , rukun ilmu misalnya maka jurus kalimat rahasia ini wajib dipegangi. JT membagi ilmu itu menjadi dua, yaitu ILMU FADHA'IL dan ILMU MASA’IL ilmu fiqih. Ilmu yang pertama yakni Ilmu Fadha'il atau yang lebih dikenal dikalangan mereka Fadhilah 'Amal dianggap lebih aman untuk membahasnya dari timbulnya perselisihan dan perpecahan. Sementara Ilmu Masa’il sangat sarat timbulnya perselisihan dan perpecahan -menurut mereka- karena mereka mendahulukan khuruj daripada thalabul ilmi mencari ilmu. Maka orang JT tidak berani membahas ilmu masa’il dan masalah ilmu masa’il ilmu fiqih ini diserahkan kepada Ulama’ negeri wilayah tersebut. Orang JT cukup dengan ilmu Fadha'il saja. Dan begitu seterusnya, yaitu semua wajib dihindari. Sungguh kalimat rahasia JT ini sangat bertentangan dengan prinsip dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Konsekuensinya, seorang da’i JT harus bisa bermuka banyak dengan mendiamkan kesyirikan yang ada di hadapannya, mendiamkan kebid’ahan dan kesesatan yang ada di hadapannya. Bahkan JT juga menjadi penolong dari perbuatan kemungkaran "Ketika ada orang yang merokok, mereka malah membelikan; ketika ada yang mabuk, mereka malah menyiapkan gelasnya; dan ketika ada orang yang mencukur jenggotnya, mereka yang menyiapkan siletnya pisau cukur. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “Dan janganlah kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” 42 Adapun da’i Salafy Ahlussunnah Wal Jama’ah, dia menerangkan kepada umat Islam bahaya-bahaya kesyirikan, macam-macamnya, menyeru kepada umat untuk menjauhi syirik dan pelakunya sehingga menjadi jelas dan terang di hadapan umat antara syirik dan tauhid, antara ahli syirik dan ahli tauhid. Da’i Salafy Ahlussunnah Wal Jama’ah juga menerangkan kepada umat bahaya-bahaya bid’ah, macam-macam bid’ah, dan siapa yang disebut ahli bid’ah. Diterangkan kepada umat pentingnya mempelajari dan mengamalkan sunnah, sehingga dengan itu jelaslah di hadapan umat siapa ahli bid’ah dan siapa ahli sunnah, yang keduanya berbeda dan tidak bisa disatukan. Da’i Salafy juga menerangkan kepada umat bahaya perbuatan mungkar dan maksiat dan bahaya tidak ditegakkannya amar ma’ruf nahi mungkar diringkas dari kitab Al-Qhuthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha karya Asy-Syaikh Ibrahim Ibnu Sulthon Al-Adnany, hlm. 7-12 SERIAL KESESATAN JAMAAH TABLIGH Muqaddimah Kalimat Rahasia Jamaah Tabligh Kisah Kelabu Jamaah Tabligh Pengakuan Mantan Jamaah Tabligh O Conceito da Bíblia Deve-se orar à Virgem Maria? MARIA é uma figura conhecida pela maioria dos que sabem um pouco sobre o cristianismo. As Escrituras relatam que o Deus Todo-Poderoso abençoou de forma especial esta jovem por escolhê-la para ser a mãe de Jesus. O nascimento de Jesus foi único pelo fato de Maria ser virgem quando o concebeu. Algumas igrejas da cristandade há muito tempo veneram Maria de forma especial. Em 431 EC, o Concílio de Éfeso proclamou-a “Mãe de Deus”, e hoje em dia muitas pessoas são ensinadas a orar a ela. * Os que são adoradores sinceros sabem que devem orar à pessoa certa. O que a Bíblia ensina nesse respeito? Devem os cristãos orar à Virgem Maria? “Ensina-nos a orar” O Evangelho de Lucas relata que um dos discípulos de Jesus pediu-lhe “Senhor, ensina-nos a orar.” Em resposta, Jesus começou por dizer “Sempre que orardes, dizei Pai, santificado seja o teu nome.’” Também, no Sermão do Monte, Jesus instruiu os seus seguidores a orar “Nosso Pai nos céus, santificado seja o teu nome.” — Lucas 111, 2; Mateus 69. Em primeiro lugar, aprendemos que a oração ou outra forma de adoração deve ser dirigida ao Pai de Jesus, que é Jeová. Em lugar nenhum a Bíblia nos autoriza a orar a qualquer outra pessoa. Isto é apropriado porque, como Moisés foi informado ao receber os Dez Mandamentos, Jeová é “um Deus que exige devoção exclusiva.” — Êxodo 205. Que dizer do rosário? Muitos dos que oram a Maria aprendem que é possível obter bênçãos através da repetição de um conjunto de palavras — orações tais como Ave Maria, Pai Nosso e outras. Para os católicos, “a forma mais comum de devoção a Maria é, sem dúvida, o rosário”, diz o livro Symbols of Catholicism Símbolos do Catolicismo. O rosário é um ato religioso em honra à Virgem Maria. O termo se refere também a um fio de contas usado para a contagem das orações. “Cinco conjuntos de dez contas, separadas por uma conta individual”, explica o mesmo livro, “são um convite para cinqüenta recitações da Ave Maria’, cinco do Pai Nosso’ e cinco de Glória ao Pai’”. Será que Deus escuta com favor à recitação devota do rosário? Vale ressaltar que as instruções que Jesus forneceu aos seus discípulos nos dão uma resposta confiável. Ele disse “Ao orares, não digas as mesmas coisas vez após vez, assim como fazem os das nações, pois imaginam que serão ouvidos por usarem de muitas palavras.” Mateus 67 Portanto, Jesus disse especificamente aos seus discípulos que evitassem repetir conjuntos pré-estabelecidos de palavras nas suas orações. No entanto alguém talvez pergunte Mas Jesus não ensinou que os seus discípulos deviam repetir o Pai Nosso, que faz parte do rosário?’ É preciso notar que Jesus forneceu uma oração-modelo, que veio a ser conhecida como a oração do Pai Nosso. No entanto, devemos lembrar que ele fez isso imediatamente após dar o aviso acima para não dizer “as mesmas coisas vez após vez”. As diferenças das expressões que Jesus usou nos dois exemplos em que ensinou como orar são uma evidência de que ele não desejava que a oração-modelo fosse memorizada e repetida.Mateus 69-15; Lucas 112-4 As idéias que Jesus expressou nessas ocasiões são iguais, mas as suas palavras não são as mesmas. Isto leva-nos à conclusão de que Jesus simplesmente forneceu modelos ou exemplos de como seus discípulos podem orar e sobre o que é adequado orar. Mais importante ainda é que as suas palavras indicam a quem as orações devem ser dirigidas. Respeito por Maria O fato de as Escrituras não ensinarem os cristãos a orar a Maria não mostra falta de respeito pelo papel que ela desempenhou na realização do propósito de Deus. As bênçãos que virão através do Filho dela beneficiarão eternamente toda a humanidade obediente. A própria Maria disse “Todas as gerações me proclamarão feliz.” E Elisabete, prima de Maria, disse que ela era “abençoada . . . entre as mulheres”. De fato, para Maria foi um privilégio maravilhoso ter sido escolhida para dar à luz o Messias. — Lucas 142, 48, 49. No entanto, Maria não é a única mulher a quem as Escrituras chamam de abençoada. Por causa dos atos que Jael realizou em prol da antiga nação de Israel, ela também foi considerada como tendo sido “abençoada entre as mulheres”. Juízes 524 A fiel Jael, Maria e muitas outras mulheres tementes a Deus, mencionadas na Bíblia, certamente merecem ser imitadas, mas não veneradas. Maria era uma seguidora fiel de Jesus. Ela estava presente em várias ocasiões durante o seu ministério terrestre e também quando ele morreu. Após a ressurreição de Jesus, ela e os irmãos de Jesus “persistiam em oração”. Isto dá-nos razões para acreditar que, assim como eles, ela também foi ungida com espírito santo em Pentecostes de 33 EC e assim também tinha a esperança de fazer parte da classe da noiva que reinará no céu com Cristo. — Mateus 1928; Atos 114; 21-4; Revelação Apocalipse 212, 9. Porém, isto não nos dá autoridade para orar a Maria. Orações sinceras são uma parte essencial da adoração e os cristãos são incentivados a persistir em oração’. Romanos 1212 No entanto, toda essa devoção deve ser dirigida apenas a Jeová, por meio de Jesus Cristo. — Mateus 410; 1 Timóteo 25. [Notas de rodapé] ^ parágrafo 3 A idéia de que Maria é a mãe de Deus baseia-se na doutrina antibíblica da Trindade, que afirma que Jesus é Deus.

doa musyawarah jama ah tabligh